Pejuang Kemanusiaan Dari Tanah India : Mahatma Gandhi


Mohandas Karamchand Gandhi (2 Oktober 186930 Januari 1948) juga dipanggil Mahatma Gandhi (bahasa Sansekerta: "jiwa agung") adalah seorang pemimpin spiritual dan politikus dari India.
Pada masa kehidupan Gandhi, banyak negara yang merupakan koloni Britania Raya. Penduduk di koloni-koloni tersebut mendambakan kemerdekaan agar dapat memerintah negaranya sendiri.
Gandhi adalah salah seorang yang paling penting yang terlibat dalam Gerakan Kemerdekaan India. Dia adalah aktivis yang tidak menggunakan kekerasan, yang mengusung gerakan kemerdekaan melalui aksi demonstrasi damai.

BIOGRAFI
Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869 di negara bagian Gujarat di India. Beberapa dari anggota keluarganya bekerja pada pihak pemerintah. Saat remaja, Gandhi pindah ke Inggris untuk mempelajari hukum. Setelah dia menjadi pengacara, dia pergi ke Afrika Selatan, sebuah koloni Inggris, di mana dia mengalami diskriminasi ras yang dinamakan apartheid. Dia kemudian memutuskan untuk menjadi seorang aktivis politik agar dapat mengubah hukum-hukum yang diskriminatif tersebut. Gandhi pun membentuk sebuah gerakan non-kekerasan.
Ia mengawali karirnya sebagai seorang pengacara di Afrika Selatan, di mana ia menemukan berbagai persoalan rasial untuk pertama kalinya. Suatu ketika, dalam perjalanan di atas kereta api menuju Pretoria, Gandhi diminta meninggalkan kursi penumpang kelas satu yang ditumpanginya meskipun ia telah membayar tiketnya. Kondektur kereta yang berkulit putih itu dengan sinis mengatakan bahwa selain orang kulit putih tidak diperkenankan menempati kursi kelas utama. Tetapi Gandhi menolak dan bersikeras untuk tetap menempati kursi yang telah dibayarnya itu. Karena penolakan ini, sang kondektur menurunkannya di sebuah stasiun kecil.
Konon, itulah salah satu kejadian yang kemudian membuatnya selalu berjuang untuk keadilan. Dia selalu mencontohkan bahwa kita dapat melawan ketidak adilan tanpa melakukan kekerasan. Semasa di Afrika Selatan-lah Gandhi mulai mengembangkan idenya yang disebut Ahimsa atau anti-kekerasan, dan mengajarkan orang-orang India yang hidup di sana bagaimana menerapkan Ahimsa untuk mengatasi berbagai ketidak adilan yang mereka alami. Metode yang disebut juga sebagai perlawanan pasif atau anti-bekerjasama dengan mereka yang melakukan ketidak-adilan. Gandhi yakin bahwa, dengan menolak-bekerjasama, si oknum akhirnya akan menyadari kesalahannya dan kemudian menghentikan sikap tak adilnya.
Ketika kembali ke India, dia membantu dalam proses kemerdekaan India dari jajahan Inggris; hal ini memberikan inspirasi bagi rakyat di koloni-koloni lainnya agar berjuang mendapatkan kemerdekaannya dan memecah Kemaharajaan Britania untuk kemudian membentuk Persemakmuran.
Rakyat dari agama dan suku yang berbeda yang hidup di India kala itu yakin bahwa India perlu dipecah menjadi beberapa negara agar kelompok yang berbeda dapat mempunyai negara mereka sendiri. Banyak yang ingin agar para pemeluk agama Hindu dan Islam mempunyai negara sendiri. Gandhi adalah seorang Hindu namun dia menyukai pemikiran-pemikiran dari agama-agama lain termasuk Islam dan Kristen. Dia percaya bahwa manusia dari segala agama harus mempunyai hak yang sama dan hidup bersama secara damai di dalam satu negara.
Pada 1947, India menjadi merdeka dan pecah menjadi dua negara, India dan Pakistan. Hal ini tidak disetujui Gandhi.
Sementara Pergerakan terus berlangsung, Gandhi tetap melanjutkan pencariannya akan kebenaran dan merancang strategi yang sesuai untuk menghadapi musuh. Ia menyebutnya Satyagraha - Penegakan Kebenaran. Gandhi yakin bahwa dengan melihat penderitaan seseorang yang menegakkan kebenaran akan memberi pengaruh dan akan menyentuh nurani pelaku kesewenangan (musuh). Satyagraha kemudian dijalankan secara luas dan efektif dalam perjuangan kemerdekaan. Perjuangan ini akhirnya mencapai satu titik dimana Inggris tak sanggup bertahan menentang ribuan massa rakyat yang menetangnya, aksi-damai yang menuntut kemerdekaan. Betapapun, Gandhi yakin kepada setiap usaha dan perjuangan yang dilakukan oleh mereka yang dibimbing langsung olehnya dalam menjalankan Satyagraha, dan karena ajaran dan pelatihan Satyagraha inilah perjuangannya membawa hasil.
Prinsip Gandhi, satyagraha, sering diterjemahkan sebagai "jalan yang benar" atau "jalan menuju kebenaran", telah menginspirasi berbagai generasi aktivis-aktivis demokrasi dan anti-rasisme seperti Martin Luther King, Jr. dan Nelson Mandela. Gandhi sering mengatakan kalau nilai-nilai ajarannya sangat sederhana, yang berdasarkan kepercayaan Hindu tradisional: kebenaran (satya), dan non-kekerasan (ahimsa).
Pada 30 Januari 1948, Gandhi dibunuh seorang lelaki Hindu yang marah kepada Gandhi karena ia terlalu memihak kepada Muslim.
Nehru, Perdana Menteri India, menyebut Gandhi sebagai tokoh terbesar India setelah Gautama, sang Buddha. Ketika diminta untuk mengomentari tentang Gandhi, Einstein mengatakan: "Pada saatnya akan banyak orang yang tak percaya dan takjub bahwa pernah hidup seorang seperti Gandhi di muka bumi". Winston Churchill, Perdana Menteri Inggris, menyebutnya 'Naked Fakir'.
Referensi :

www.Id.wikipedia.org

www.pustaka.biografi.blogspot.com
Sumber :http://kolom-biografi.blogspot.com

TERPANGGIL BAGI KAUM MISKIN: KISAH SINGKAT PELAYANAN BUNDA TERESA


 
Oleh: R.S. Kurnia

  "By blood, I am Albanian. By citizenship, an Indian. By faith, I am
  a Catholic nun. As to my calling, I belong to the world. As to my
  heart, I belong entirely to the Heart of Jesus."

  Itulah yang dikatakan oleh salah seorang tokoh kemanusiaan yang
  dipenuhi oleh cinta kasih. Bunda Teresa, seorang yang memberi
  hatinya untuk melayani di tengah-tengah masyarakat miskin di India.

  Dilahirkan di Skopje, Albania pada 26 Agustus 1910, Bunda Teresa
  merupakan anak tunggal dari pasangan Nikola dan Drane Bojaxhiu.
  Ia memiliki dua saudara perempuan dan seorang saudara lelaki. Ketika
  dibaptis, ia diberi nama Agnes Gonxha. Ia menerima pelayanan
  sakramen pertamanya ketika berusia lima setengah tahun dan
  diteguhkan pada bulan November 1916.

  Ketika berusia delapan tahun, ayahnya meninggal dunia, dan
  meninggalkan keluarganya dengan kesulitan finansial. Meski demikian,
  ibunya memelihara Gonxha dan ketiga saudaranya dengan penuh kasih
  sayang. Drane Bojaxhiu, ibunya, sangat memengaruhi karakter dan
  panggilan pelayanan Gonxha.

  Ketika memasuki usia remaja, Gonxha bergabung dalam kelompok pemuda
  jemaat lokalnya yang bernama Sodality. Melalui keikutsertaannya
  dalam berbagai kegiatan yang dipandu oleh seorang pastor Jesuit,
  Gonxha menjadi tertarik dalam hal misionari. Tampaknya hal inilah
  yang kemudian berperan dalam dirinya sehingga pada usia tujuh belas,
  ia merespons panggilan Tuhan untuk menjadi biarawati misionaris
  Katolik.

  Pada tanggal 28 November 1928, ia bergabung dengan Institute of the
  Blessed Virgin Mary, yang dikenal juga dengan nama Sisters of
  Loretto, sebuah komunitas yang dikenal dengan pelayanannya di India.
  Ketika mengikrarkan komitmennya bagi Tuhan dalam Sisters of Loretto,
  ia memilih nama Teresa dari Santa Theresa Lisieux.

  Suster Teresa pun dikirim ke India untuk menjalani pendidikan
  sebagai seorang biarawati. Setelah mengikrarkan komitmennya kepada
  Tuhan, ia pun mulai mengajar pada St. Mary`s High School di Kalkuta.
  Di sana ia mengajarkan geografi dan katekisasi. Dan pada tahun 1944,
  ia menjadi kepala sekolah St. Mary.

  Akan tetapi, kesehatannya memburuk. Ia menderita TBC sehingga tidak
  bisa lagi mengajar. Untuk memulihkan kesehatannya, ia pun dikirim ke
  Darjeeling.

  Dalam kereta api yang tengah melaju menuju Darjeeling, Suster Teresa
  mendapat panggilan yang berikut dari Tuhan; sebuah panggilan di
  antara banyak panggilan lain. Kala itu, ia merasakan belas kasih
  bagi banyak jiwa, sebagaimana dirasakan oleh Kristus sendiri,
  merasuk dalam hatinya. Hal ini kemudian menjadi kekuatan yang
  mendorong segenap hidupnya. Saat itu, 10 September 1946, disebut
  sebagai "Hari Penuh Inspirasi" oleh Bunda Teresa.

  Selama berbulan-bulan, ia mendapatkan sebuah visi bagaimana Kristus
  menyatakan kepedihan kaum miskin yang ditolak, bagaimana Kristus
  menangisi mereka yang menolak Dia, bagaimana Ia ingin mereka
  mengasihi-Nya.

  Pada tahun 1948, pihak Vatikan mengizinkan Suster Teresa untuk
  meninggalkan ordonya dan memulai pelayanannya di bawah Keuskupan
  Kalkuta. Dan pada 17 Agustus 1948, untuk pertama kalinya ia memakai
  pakaian putih yang dilengkapi dengan kain sari bergaris biru.

  Ia memulai pelayanannya dengan membuka sebuah sekolah pada 21
  Desember 1948 di lingkungan yang kumuh. Karena tidak memiliki dana,
  ia membuka sekolah terbuka, di sebuah taman. Di sana ia mengajarkan
  pentingnya pengenalan akan hidup yang sehat, di samping mengajarkan
  membaca dan menulis pada anak-anak yang miskin. Selain itu, berbekal
  pengetahuan medis, ia juga membawa anak-anak yang sakit ke rumahnya
  dan merawat mereka.

  Tuhan memang tidak pernah membiarkan anak-anak-Nya berjuang
  sendirian. Inilah yang dirasakan oleh Bunda Teresa tatkala
  perjuangannya mulai mendapat perhatian, tidak hanya
  individu-individu, melainkan juga dari berbagai organisasi gereja.

  Pada 19 Maret 1949, salah seorang muridnya di St. Mary bergabung
  dengannya. Diinspirasi oleh gurunya itu, ia membaktikan dirinya
  untuk pelayanan kasih bagi mereka yang sangat membutuhkan.

  Segera saja mereka menemukan begitu banyak pria, wanita, bahkan
  anak-anak yang sekarat. Mereka telantar di jalan-jalan setelah
  ditolak oleh rumah sakit setempat. Tergerak oleh belas kasihan,
  Bunda Teresa dan rekan barunya itu pun menyewa sebuah ruangan untuk
  merawat mereka yang sekarat.

  Pada tanggal 7 Oktober 1950, Missionary of Charity didirikan di
  Kalkuta. Mereka yang tergabung di dalamnya pun semakin teguh untuk
  melayani dengan sepenuhnya memberi diri mereka untuk melayani kaum
  termiskin di antara yang miskin. Mereka tidak pernah menerima
  pemberian materi apa pun sebagai balasan atas pelayanan yang mereka
  lakukan.

  Pada awal 1960-an, Bunda Teresa mulai mengirimkan suster-susternya
  ke daerah-daerah lain di India. Selain itu, pelayanan dari
  Missionary of Charity mulai melebarkan sayapnya di Venezuela (1965),
  yang kemudian diikuti oleh pembukaan rumah-rumah di Ceylon, Tanzania
  Roma, dan Australia yang ditujukan untuk merawat kaum miskin.

  Setelah Missionary of Charity, sejumlah yayasan pun didirikan untuk
  memperluas pelayanan Bunda Teresa. Yang pertama ialah Association of
  Coworkers sebagai afiliasi dari Missionary of Charity. Asosiasi ini
  sendiri di setujui oleh Paus Paulus VI pada 26 Maret 1969. Meskipun
  merupakan afiliasi Missionary of Charity, asosiasi ini memiliki
  anggaran dasar tersendiri.

  Selama tahun-tahun berikutnya, dari semula melayani hanya dua belas,
  Missionary of Charity berkembang hingga dapat melayani ribuan orang.
  Bahkan 450 pusat pelayanan tersebar di seluruh dunia untuk melayani
  orang-orang miskin dan telantar. Ia membangun banyak rumah bagi
  mereka yang menderita, sekarat, dan ditolak oleh masyarakat, dari
  Kalkuta hingga kampung halamannya di Albania. Ia juga salah satu
  pionir yang membangun rumah bagi penderita AIDS.

  Berkat baktinya bagi mereka yang tertindas, Bunda Teresa pun
  mendapatkan berbagai penghargaan kemanusiaan. Pada tahun 1979, ia
  menerima John XXIII International Prize for Peace. Penghargaan ini
  diberikan langsung oleh Paus Paulus VI. Pada tahun yang sama, ia
  juga memperoleh penghargaan Good Samaritan di Boston.

  Setelah mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun di India, tentu
  saja pemerintah India tidak menutup mata akan pelayanannya. Maka
  pada tahun 1972, Bunda Teresa menerima Pandit Nehru Prize.

  Setahun kemudian, ia menerima Templeton Prize dari Pangeran
  Edinburgh. Ia terpilih untuk menerima penghargaan tersebut dari dua
  ribu kandidat dari berbagai negara dan agama oleh juri dari sepuluh
  kelompok agama di dunia.

  Puncaknya ialah pada tahun 1979 tatkala ia memperoleh hadiah Nobel
  Perdamaian. Hadiah uang sebesar .000 yang diperolehnya
  disumbangkan kepada masyarakat miskin di Kalkuta. Hadiah tersebut
  memungkinkannya untuk memberi makan ratusan orang selama setahun
  penuh. Ia berkata bahwa penghargaan duniawi menjadi penting hanya
  ketika penghargaan tersebut dapat membantunya menolong dunia yang
  membutuhkan.

  Pada tahun 1985, Bunda Teresa mendirikan pusat rehabilitasi pertama
  bagi korban AIDS di New York. Menyusul kemudian sejumlah rumah
  penampungan yang didirikan di San Fransisco dan Atlanta. Berkat
  upayanya ini, ia mendapatkan Medal of Freedom.

  Pelayanan Bunda Teresa sama sekali tidak mengenal batas. Dipupuk di
  kampung halamannya, ia mengawali pelayanan di India. Dari India,
  pelayanannya meluas hingga ke seluruh penjuru dunia. Ia, di
  antaranya, berkunjung ke Etiopia untuk menolong korban kelaparan,
  korban radiasi di Chernobyl, dan korban gempa bumi di Armenia.

  Memasuki tahun 1990-an, kondisi tubuh Bunda Teresa tidak
  mengizinkannya melakukan aktivitas yang berlebihan, khususnya
  setelah serangan jantung pada 1989. Kesehatannya merosot, sebagian
  karena usianya, sebagian karena kondisi tempat tinggalnya, sebagian
  lain dikarenakan perjalanannya ke berbagai penjuru dunia. Menyadari
  kondisi kesehatannya yang demikian, Bunda Teresa meminta Missionary
  of Charity untuk memilih penggantinya. Maka, pada 13 Maret 1997,
  Suster Nirmala terpilih untuk meneruskan pelayanan Bunda Teresa.

  Bunda Teresa akhirnya meninggal dunia pada tanggal 5 September 1997
  dalam usia 87 tahun. Berbagai petinggi dari 23 negara menghadiri
  pemakamannya. Upacara pemakaman diadakan pada 13 September 1997, di
  Stadion Netaji, India, yang berkapasitas 15.000 orang. Atas
  kebijakan Missionary of Charity, sebagian besar yang menghadiri
  upacara tersebut adalah orang-orang yang selama ini dilayani oleh
  Bunda Teresa.

  Sumber bacaan:
  Kumar, Lalit. 2001. "Mother Teresa ... Mother To All, Angel of
     Mercy". Dalam http://www.geocities.com/teresaofindia/teresa.html.
  "Mother Teresa of Calcutta (1910 -- 1997)". Dalam
     http://www.vatican.va/news_services/liturgy/saints/ns_lit_doc_20031019_madre-teresa_en.html.
  "Mother Teresa of Calcutta: Peacemaker, Pioneer, Legend". Dalam
     http://www.ewtn.com/motherteresa/life.htm.
  Teresa, Mother. 1987. "Heart of Joy: The Transforming Power of
     Self-Giving". Michigan, Ann Arbor: Servant Books.
Sumber :http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/007/

Kebahagiaan Jalan Menuju Kebijaksanaan



“Berbahagialah selalu. Karena itu adalah salah satu cara menjadi bijaksana.”
Sidonie Gabrielle, Sastrawan Prancis (1873-1954)

Tuntunan Pada Kebaikan dan Ide-Ide Progresif


“Elemen terpenting kita bukan pada otak. Namun, pada apa yang menuntun otak kita–kepribadian, hati, kebaikan, dan ide-ide progresif.”

Fyodor Dostoyevsky (1821-1881), Novelis Rusia

Pesan Mother Teresa


Setiap kita tersenyum kepada seseorang, tindakan tersebut merupakan perwujudan dari kasih, anugerah bagi orang itu, dan sesuatu yang sangat indah.”
Bunda Teresa Pelayan Kaum Miskin di Calcuta, India

Jalan Menuju Perdamaian.


Perdamaian tidak dapat dijaga dengan kekuatan. Hal itu hanya dapat diraih dengan pengertian.
Albert Einstein

Kekuatan Hati dan Amal


Allah tidak melihat bentuk rupa dan harta benda kalian, tapi Dia melihat hati dan amal kalian.
  Rasulullah Muhammad SAW

Kata-Kata Bijak Dari Dalai Lama




Dalai Lama adalah salah satu pemimpin spiritual & pemerintahan di Tibet. Karena diburu dan mau ditangkap oleh Pemerintah China, Beliau melarikan diri dari Tanah Kelahirannya. Harapannya Ia dapat kembali ke tanah airnya dengan damai. Ia menyebarkan pesan-pesan bijak & cinta kasih ke seluruh dunia.
Berikut ini kata-kata bijak dari Dalai Lama. Setelah direnungkan, ada benarnya juga ya :)

1- Kebahagian tidak terjadi begitu saja. Itu muncul dari hasil perbuatan kita.
2- Jika Mampu, Tolong & Bantulah Orang Lain. Jika Tidak, Setidaknya jangan mencelakan orang lain.
3- Jika kamu ingin orang lain bahagia, praktekan welas asih. Jika kamu sendiri mau bahagia, praktekan welas asih.
4- Agama saya sangat sederhana. Agama saya adalah Kebajikan.
5- Ingat !!! Tidak mendapatkan apa yang kamu inginkan, kadang2 adalah sebuah berkah.
6- Kekuasaan utama mesti tidak mengutamakan alasan dan analisa kritis individu itu sendiri saja.
7- Kita bisa hidup tanpa agama dan meditasi, tetapi kita tidak bisa hidup tanpa kasih sayang sesama manusia.
8- Kita tidak akan pernah mendapatkan kedamaian diluar diri kita sendiri sampai kita damai dengan diri kita sendiri.
9- Berbuat baiklah jika memungkinkan. Sebenarnya, Itu selalu mungkin.
10- Jika kamu takut akan rasa sakit atau penderitaan, kamu seharusnya cari cara, apa yang dapat kamu lakukan untuk mengatasinya. Jika kamu bisa, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jika kamu tidak bisa berbuat banyak, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan juga.
11- Jika kamu tidak mencintai dirimu sendiri, Kamu tidak akan bisa mencintai orang lain. Kamu tidak akan mampu. Jika kamu tidak punya welas asih terhadap dirimu sendiri, maka kamu tidak akan bisa mengembangkan welas asih terhadap orang lain.
12- Potensi seluruh manusia adalah sama. Perasaan kamu yang bilang ” Aku tidak berharga” adalah salah. Salah sama sekali. Kamu menipu dirimu sendiri. Kita semua memiliki kekuatan dalam batin kita, jadi apa yang kurang ? Jika kamu punya tekad, kamu dapat mengubah apapun. Kamu adalah guru bagi dirimu sendiri.

13- Kita mesti menyadari, Penderitaan satu orang atau satu bangsa adalah Penderitaan bagi seluruh umat manusia. Kebahagiaan satu orang atau satu bangsa adalah Kebahagiaan bagi seluruh umat manusia.
14- Melalui kekerasan, kamu mungkin “mengatasi” masalah, Tetapi kamu telah “menanam” benih kemunculan masalah-masalah baru.
15- Sebagaimana kita bisa hidup di zaman sekarang, maka kita mesti juga memikirkan generasi mendatang : Sebuah lingkungan yang bersih & sehat adalah layaknya seperti sebuah hak azasi. Merupakan tanggung jawab kita kepada generasi penerus untuk menjaga bumi, melestarikan lingkungan.
16- Menaklukkan diri sendiri adalah lebih baik dari pada menaklukkan ribuan musuh dalam peperangan.
17- Ada sebuah istilah di tibet, “Musibah seharusnya dimanfaatkan menjadi sumber kekuatan”. Tidak perduli seberapa kesulitan yang kita alami, betapa menyakitkkan keadaan tersebut, Jika kita sampai kehilangan harapan, maka itu benar-benar merupakan musibah.
18- Makhluk apa pun yang berdiam di bumi, apakah manusia atau hewan, masing-masing memiliki peran, masing-masing dengan jalannya sendiri, untuk memperindah dan memperkaya dunia ini.
19- Sebuah sendok tidak dapat merasakan nikmatnya makanan. Sebagaimana orang bodoh yang tidak mengerti kebijaksanaan seseorang, walapun dia bergaul dengan orang suci.
20- Dalam memperjuangkan kebebasan, Kebenaran adalah satu-satunya senjata / pegangan

Sumber : http://www.yauhui.net/

Berterima Kasihlah Pada Tuhan Setiap Paginya



Setiap bangun pagi, berterima kasihlah pada Tuhan
Karena anda memiliki sesuatu yang harus dikerjakan,
Entah Pekerjaan itu anda sukai maupun tidak.
Terpaksa bekerja dan bekerja dengan sebaik-baiknya
akan memelihara kesederhanaan anda,
kemampuan mengendalikan diri, kerajinan, kegigihan,
kepuasan,, dan seratus kebajikan lain yang tidak dikenal
oleh orang yang berleha-leha



Charles Kingsley

Keluarkan Isi Hatimu


Kamu harus mengeluarkan isi hatimu, kalo tidak, mereka akan menggerogoti hatimu.
7 Habbits Of Effectively Teenager

Tulislah Sejarahmu


Tulislah Sejarah Hidupmu Hari Ini.Para Jenderal,Para Pemimpin Besar,Dan Para Ilmuan Besar Akan Hilang Namanya Dalam Sejarah Jika Mereka Tidak Menulis.

Pramoedya Ananta Toer

Belajar Dari Kesalahan



Orang yang akan berhasil mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan yang ia lakukan
Dan akan mencoba kembali untuk melakukan dengan suatu cara yang berbeda
Dale Carnegie

Kita Butuh Keberanian Dan Keyakinan Dalam Hidup



Musuh yang paling berbahaya di dunia ini adalah penakut dan bimbang
Teman yang paling setia,hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh
Andrew Jackson

Luasnya Pengetahuan



Setiap wadah menjadi sempit dengan apa yang ditempatkan padanya
Kecuali denga pengetahuan ia menjadi luas
Imam Ali Bin Abi Thalib

Belajar Menerima Yang Terjadi Pada Diri Kita





Apa bila sesuatu yang kau senangi tidak terjadi
Maka senangilah yang terjadi

Nahjul Balqah,Imam Ali Bin Abi Thalib

Mensyukuri Nikmat


Apa bila anda hanya mendapatkan nikmat yang kecil
Janganlah menolaknya dengan tidak bersyukur
Imam Ali Bin Abi Thalib

Hidup tanpa beribadah..


Hidup tanpa beribadah..
Seperti berlayar tanpa arah.
Seperti berlabuh tanpa pijakan.
Sungguh sangat menyedihkan.
The Seven Habits of Highly Effective Teens

AMBITION WITHOUT SCIENCE LIKE A SHIP IN THE DRY OCEAN !!!



AMBITION WITHOUT SCIENCE LIKE A SHIP IN THE DRY OCEAN !!!
” Ambisi tanpa pengetahuan yang cukup layaknya kapal di lautan yang kering”.
The Seven Habits of Highly Effective Teens

A Friend in need, is a friend indeed.


A Friend in need, is a friend indeed.
Kawan dalam kesusahan adalah kawan sejati
My LIA English Lesson book.

Wasting the time can explode your future.


Wasting the time can explode your future.
Membuang waktu mu untuk melakukan hal yang tidak berguna dapat
menghancurkan masa depanmu.
The Seven Habits of Highly Effective Teens